Demit Cantik Stadion Wasesa – Membuat Seorang Lelaki Tampak Hamil

Cerita tentang Stadion Wasesa, sekitar tahun 1975 an, yang konon dihuni oleh dhemit perayu yang cantik, namun jahat, mampu membuat seseorang lelaki tampak hamil.

Stadion Wasesa

<yoastmark class=

Stadion yang dahulu ada, adalah, yang sekarang lokasinya, menjadi Pasar Segamas. Pemerintah memindahkan Pasar Kota Purbalingga, dari Curgecang ke lapangan tersebut, yang kemudian diberi nama Pasar Segamas (2009).

Jadi lokasi Pasar Segamas, dahulunya adalah sebuah stadion, Stadion Wasesa. Berada di Dusun Karangpoh, Desa Kalikabong, bersebelahan dengan dukuh Planjan, Desa Selabaya dan Desa Babakan.

Lapangan Terbuka

Cerita ini terjadi saat Stadion Wasesa masih sangat terbuka, belum ada temboknya, hanya semacam tanggul, gundukan tanah, yang ditanami pohon mlandingan, sebagai pagar, terutama di sebelah barat dan sebelah timur.

Seberang timur jalan raya belum ada rumah-rumah, SPBU sudah ada, terminal sudah ada, Sanggar Pramuka masih di lokasi BPR Artha Perwira. Lalu-lintas masih sangat terbatas, bisa dikatakan kalau malam suasana masih sangat sepi.

Keluar Malam

Tersebutlah orang Planjan, sebut saja namanya Pak Pikat. Umur 29 tahun, masih gantheng, dan suka jalan-jalan. Apalagi kalau harinya cerah, membuat gairah hidupnya menyala.

Suatu hari, malam Jumat Kliwon, udara malam jam sembilan sangat menggiurkan untuk jalan-jalan. Bulan tampak di langit yang cukup bersih, berbentuk sabit. Seperti ada yang mengusiknya, menuntunnya, berjalanlah Pak Pikat ke jalan raya sekitar stadion.

Kelebat Wanita

Ada kelebat perempuan, sendirian, di pintu masuk stadion. Seketika muncullah rasa penasaran terhadap yang berkelebat itu. Pak Pikat pun memasuki arena parkir yang sangat luas, area yang diapit oleh stadion dan jalan raya.

Bukan benar-benar terpikat dengan wanita yang berkelebat itu, hanya penasaran, seperti apa sie wujud wanita, yang sering disebut PSK itu. Karena Pak Pikat mendengar, kata orang, di sekitar stadion sering ada transaksi asyik antara pria dan wanita. Hemm!

Jemputan Mesra

Ternyata Pak Pikat langsung dijemput oleh seorang wanita, yang jelas, dalam terangnya bulan, tampak cantik. Pakaian sederhana, bahkan sedikit kuna, baju model kebaya, ketat, pakai kain batik, rambutnya terurai.

Perempuan datang menjemput dan langsung menggandengnya dengan mesra. Seumur-umur baru kali ini Pak Pikat berdekatan dengan perempuan PSK.

Entah mengapa, saat itu di pikiran Pak Pikat, tidak terlintas sedikitpun rumus haram-halal. Yang ada hanya menurut ajakan si wanita yang melingkarkan tangannya di pinggang Pak Pikat, dan bersama-sama masuk ke dalam stadion.

Wanita Menghilang

Konon dengan bahasa isyarat, sang wanita berkata bahwa malam ini tidak usah bayar. Maka bermenit-menit berikutnya, terjadilah transaksi gratis, yang asyik memuaskan, antara Pak Pikat dengan wanita cantik penghuni Stadion Wasesa.

Namun pada saat Pak Pikat, masih terpuruk kelelahan, menata pakaian. Tiba-tiba wanita di sampingnya, langsung, plas, menghilang. Hilang tanpa kelebat. Sadar apa yang terjadi, Pak Pikat, segera lari keluar stadion sambil membetulkan dandanannya. Pulang.

Laki-laki Hamil

Planjan dengan stadion Wasesa itu tidak jauh. Sampai di rumah, belum berani cerita hal perselingkuhannya dengan dhemit Stadion Wasesa. Semalam tidak bisa tidur. Dan ternyata perutnya, seiring waktu, lama-lama membesar, melembung, dibarengi rasa sakit yang semakin meningkat.

Pukul sepuluh siang, sebagai puncak berita. Seorang laki-laki Planjan, tiba-tiba perutnya membesar, layaknya wanita hamil. Anehnya lagi, dari dalam perut ada gerakan, layaknya bayi dalam kandungan. Heboh.

Penanganan secara medis, tidak semudah jaman sekarang. Saat itu, RSUD masih di dusun Trenggiling, Desa Kalikajar, sekitar lima kilometer dari Dusun Planjan. Yang ada adalah minta tolong orang tua, orang pintar, yang paham hal-hal gaib yang seakan tidak terjangkau oleh akal manusia biasa.

Pengakuan

Orang tua, paham dengan apa yang sebenarnya terjadi pada Pak Pikat. Lalu bersaran agar Pak Pikat berterus terang, bercerita yang telah terjadi tadi malam. Di depan beberapa orang, akhirnya Pak Pikat pun bercerita pertemuannya dengan wanita cantik dan melakukannya. Begitu!

Konon dua jam setelah bercerita, sore hari itu juga, Pak Pikat dinyatakan telah menghembuskan nafas terakhirnya. Langit Dusun Planjan menjadi redup. Tintrim dengan peristiwa yang menggetarkan hati tersebut. Stadion Wasesa, stadionnya orang Purbalingga, saat itu terasa semakin wingit.
===

Baca juga : Dhemit Stadion Wasesa

Demikianlah sekedar cerita tutur cinatur tentang dhemit cantik di Stadion Wasesa, jaman dahulu. Cerita ini sekedar dipungut dari cerita masyarakat, diceritakan kembali agar masyarakat yang belum tahu, berkenan untuk menjadi tahu, dengan tanpa harus mempercayainya.
.
Semoga bermanfaat
Salam
.
Toto Endargo
.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *