Tahun Imajiner – Cerita Ki Arsayuda Buyut Sultan Hadiwijaya

Cerita tentang rentang waktu antara Sultan Hadiwijaya dengan buyutnya, yang bernama Ki Arsayuda, yang menjadi Bupati Purbalingga pertama.

1582 Sultan Hadiwijaya

Itu tahun wafatnya Sultan Hadiwijaya, dari Kerajaan Pajang. Tercatat di buku sejarah. Diceritakan dalam Babad Onje, Sultan Hadiwijaya adalah ayah biologis Adipati Onje, yang bernama Raden Anyakrapati.

1583 Adipati Anyakrapati

Itu tahun imajinasi, yang saya tulis sebagai tahun lahir Adipati Anyakrapati. Anggap saja Adipati Onje adalah putra bungsunya Sultan Hadiwijaya, saat lahirnya unda-undi tahun, dengan wafatnya sang ayah kandung.

1633 Ki Arsantaka

Itu tahun imajinasi, yang saya tulis sebagai tahun lahir Ki Arsantaka, putra Adipati Anyakrapati dengan istrinya yang bernama Nyai Pingen, dari Arenan. Ki Arsantaka saya tulis, lahir tahun 1633, anggaplah putranya lahir ketika Adipati Anyakrapati sudah berusia 50 tahun. Dan diceritakan bahwa pada periode tahun 1740 – 1760 Ki Arsantaka menjadi Demang di Pagendholan, Bawang, Banjarnegara. Dari tahun lahir yang saya tulis itu, berarti Ki Arsantaka menjadi Demang Pagendholan saat berusia 107 tahun sampai usia 127 tahun. Bahkan Ki Arsantaka dalam usia tersebut masih ikut berperang dengan gagah perwira di palagan Perang Jenar, sekitar tahun 1750. Prajurit perwira yang membanggakan bagi ratu gustinya di Surakarta.

1673 Ki Arsayuda

Itu tahun imajinasi, yang saya tulis sebagai tahun kelahiran Ki Arsayuda. Ki Arsayuda adalah putra Ki Arsantaka dengan istrinya yang bernama Nyai Merden. Saya tulis dengan perkiraan kelahiran Ki Arsayuda tahun 1673, pada saat itu Ki Arsantaka berusia 40 tahun. Dan cerita berikutnya pada periode tahun 1759 – 1787 Ki Arsayuda, menjabat sebagai Bupati Purbalingga yang pertama, dengan gelar Raden Tumenggung Dipayuda III. Dari versi saya bahwa tahun lahir Ki Arsayuda adalah tahun 1673, maka saat dinobatkan menjadi Bupati Purbalingga, Ki Arsayuda berusia 86 tahun dan berakhir saat berusia 114 tahun.

1582 – 1759 Eyang Buyut

Begitulah sekedar berimajinasi, tahun-tahun imajiner, dengan dasar catatan yang saya temukan. Ternyata jarak antara wafatnya Sultan Hadiwijaya (1582) dengan penobatan buyutnya sebagai Bupati Purbalingga (1759), berjarak sekitar 177 tahun. Jarak yang cukup jauh untuk ukuran empat generasi. Hehe, tapi jauh itu, menurut saya! Mungkin dekat dan wajar bagi yang memaklumi.

Semoga bermanfaat!

.

“Begitulah dongeng saya, hasil kolaborasi antara Babad Onje dengan catatan sejarah!”

“Pak!”

“Apa?”

“Deneng critane ora maenlah”

“Sing mendi?”

“Masa piyayi gemiyen umur 40 – 50 tahun, nembe kagungan putra!”

“Terus kon kepriwe?”

“Pak, gimiyen, wong kuna, umur 20 tahun, mesti wis kagungan garwa, duwe bojo, duwe turunan!”

“Mbuhlah!”

“Pak, angger degawe 25 tahunan, kadospundi?”

“Lah, ya malah tambah ora maen maning, ana sing dadi ketuan.Tua banget nembe dadi bupati!

“Tambah ngganjel, nggih. Bisa-bisa atusan tahun, nembe dadi bupati. Tahun-tahune tambah ora sreg karo kasunyatan sing logis, nggih!”

“Wis. Aja reang. Ana sing duwe kewajiban mikir, udu pantarane penginyongan!’

“Oh, nggih! Dados kadospundi saene?”

“Ya, mbuh. Apa karepe! Mikir liyane bae!”

“Nggih!”

.

Semoga berkenan

Lagi kepengin ndongeng

Nuwun.

.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *