Dari Kadipaten Onje sampai ke Negeri Mekkah.
Sekedar merunut nenek moyang Adipati Anyakrapati, penguasa Kadipaten Onje.
Semoga bermanfaat.
Ki Arsayuda – Cucu
Cerita berawal dari cucunya, cucu Adipati Anyakrapati. Cucu yang menjadi bupati pertama di Kabupaten Purbalingga.
Ki Arsayuda adalah tumenggung di Katumenggungan Karanglewas. Desa Karanglewas sekarang masuk wilayah Kecamatan Kutasari. Ki Arsayuda bergelar Raden Tumenggung Dipayuda III.
Atas saran dari ayahnya, sebaiknya pusat pemerintahannya segera dipindahkan dari Karanglewas ke wilayah yang dekat dengan Sungai Klawing.
Maka kemudian dibangunlah pendapa dan alun-alun di sebuah tempat yang sekarang dikenal dengan nama Purbalingga.
Seiring dengan waktu pada akhirnya status katumenggungan berubah menjadi kadipaten atau kabupaten. Yaitu Kabupaten Purbalingga.
Jadi Ki Arsayuda atau Tumenggung Dipayuda III adalah bupati pertama di Kabupaten Purbalingga.
— Ayah Ki Arsayuda bernama Ki Arsantaka.
Ki Arsantaka – Anak
Ki Arsantaka adalah ayah dari Ki Arsayuda.
Ki Arsantaka seorang demang di Pagendholan, sekarang masuk Desa Masaran, Bawang, Banjarnegara.
Ketika terjadi perang Mangkubumen atau Perang Jenar, Ki Arsantaka adalah salah satu prajurit di dalam pasukan Kadipaten Banyumas, dan sangat berjasa dalam membela Paku Buwono II dan Paku Buwono III, sang penguasa Keraton Surakarta.
Di antaranya, berkat ketekunan dan keberaniannya, jenazah Ki Dipayuda I (usia 29 tahun), yang gugur dalam peperangan tersebut, berhasil ditemukan oleh Ki Arsantaka, di Desa Jenar.
Karena hal itulah Ki Dipayuda I dikenal dengan sebutan Ngabehi Seda Jenar, dan perangnya disebut Perang Jenar.
— Ayahanda Ki Arsantaka adalah seorang adipati di Kadipaten Onje, yaitu Adipati Anyakrapati.
Adipati Anyakrapati – Pribadi
Adipati Anyakrapati adalah ayah dari Ki Arsantaka.
Adipati Anyakrapati penguasa di Kadipaten Onje.
Menjadi adipati adalah hak beliau untuk menggantikan peran Ki Tepus Rumput, yang telah mewakilinya menjadi penguasa Kadipaten Onje.
Jadi Adipati Onje I adalah Ki Tepus Rumput dan Adipati Onje II adalah Raden Anyakrapati.
— Diceritakan dalam Babad Onje, bahwa ayah biologis Raden Anyakrapati adalah Sultan Hadiwijaya.
Sultan Hadiwijaya – Ayah
Ayah Anyakrapati adalah Kanjeng Sultan Hadiwijaya, penguasa Kerajaan Pajang.
Sultan Hadiwijaya, nama kecilnya adalah Mas Karebet.
Dari cerita Babad Tanah Jawi diceritakan, beliau lahir saat Ki Ageng Tingkir sedang mendalang karena ditanggap oleh ayahnya.
Lahir saat fajar menyingsing, di Pengging, hari Rabu Manis, 13 Jumadil Akhir, Tahun Dal, masa Delapan.
Nama Karebet diberikan oleh Ki Ageng Tingkir. Dan setelah Ki Ageng Tingkir dan ayahnya meninggal, Karebet ikut Nyi Ageng Tingkir di desa Tingkir, maka dikenal juga dengan nama Jaka Tingkir.
Jaka Tingkir pada akhirnya mendirikan kerajaan dan menjadi raja pertama di Kerajaan Pajang, bergelar Sultan Hadiwijaya.
— Ayah biologis Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya adalah Ki Kebo Kenanga.
Kebo Kenanga – Kakek
Kakek Anyakrapati bernama Ki Kebo Kenanga.
Ki Kebo Kenanga, menikah dengan Nyai Ratu Mandaka putri Sunan Kalijaga, maka lahirlah putranya yang bernama Mas Karebet atau Jaka Tingkir. Jadi Ki Kebo Kenanga adalah menantu Kanjeng Sunan Kalijaga, Mas Karebet adalah cucu Sunan Kalijaga dari garis ibunya.
Ki Kebo Kenanga adalah penguasa di wilayah Kadipaten Pengging, sekitaran Kecamatan Banyudono, Boyolali.
Beliau murid Syekh Siti Jenar, punya kisah mengharukan ketika dianggap mbalela terhadap perintah Raden Patah, raja Demak yang bergelar Panembahan Jibun.
Sunan Kudus yang diberi tugas ternyata tidak mampu mengalahkan kesaktian Ki Kebo Kenanga.
Konon, Sunan Kudus lalu menghiba-hiba, mohon keikhlasan Ki Kebo Kenanga atas kematian dirinya.
Kemudian oleh Ki Kebo Kenanga, Sunan Kudus diberi tahu jalan kematiannya, disuruhnya Sunan Kudus dengan ujung kerisnya untuk menusuk siku kedua tangannya.
Maka seketika itu wafatlah Ki Kebo Kenanga di depan Sunan Kudus.
Ki Kebo Kenanga dikenal juga dengan gelar Ki Ageng Pengging (yunior). Kakaknya bernama Kebo Kanigara dan adiknya bernama Kebo Amiluhur.
— Ayah Raden Kebo Kenanga adalah Ki Ageng Pengging Sepuh (Senior), alias Pangeran Handayaningrat.
Pangeran Handayaningrat – Buyut
Buyut Anyakrapati bernama Pangeran Handayaningrat alias Ki Ageng Pengging Sepuh, alias juga Jaka Sengara, alias juga Jaka Bodho.
Namun nama awalnya adalah Sharif Kabungsuwan atau Sayyid Muhammad Kebungsuan.
Konon dengan nama Sayyid Muhammad Kebungsuan ini beliau mendirikan Kerajaan Maguindanao di Philippina.
Beliau diangkat menjadi bupati Pengging karena telah berjasa menolong Retno Pembayun, putri sulung Prabu Brawijaya V, yang pada saat itu diculik oleh Menak Daliputih.
Menak Daliputih adalah putra Prabu Menak Jingga, Raja Blabangan.
—- Ayahanda Pangeran Handayaningrat adalah Sayyid Husein Jumadil Kubro, dan ibunya bernama Putri Jauhar, putri dari Kerajaan Muar Lama, di Malaysia.
Sayyid Husein Jumadil Kubro – Canggah
Embah Canggah Adipati Anyakrapati
Sayyid Husein Jumadil Kubro atau dikenal juga dengan nama Husain Jamaluddin Akbar Jumadil Kubra adalah seorang mubaligh, leluhurnya Walisongo.
Syekh Jumadil Kubra menyebarkan Agama Islam di Nusantara.
Beliau dilahirkan sekitar tahun 1290 M di negeri Malabar, wilayah Kesultanan Delhi, India.
Keturunan dari Sayyid Husein Jumadil Kubro menyebar di wilayah Asia Tenggara.
Sayyid Husein Jumadil Kubro, wafat di Wajo, Sulawesi Selatan, sekitar tahun 1453 M.
Beliau adalah anak pertama dari 19 bersaudara.
—- Ayahanda Sayyid Husein Jumadil Kubro adalah Ahmad Syah Jalaluddin.
Ahmad Syah Jalaluddin – Wareng
Embah Wareng Adipati Anyakrapati
Ahmad Syah Jalaluddin adalah seorang Gubernur Amir negeri Malabar, sehingga dikenal dengan nama Amir Ahmad Syah Jalaluddin.
Ahmad Syah Jalaluddin meninggal dan dimakamkan di Haedarabad, berdekatan dengan Kota Ahmadabad, Republik India, tahun 711 H.
Dan jenazahnya disholati dan diantarkan oleh ribuan rakyat India.
Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin adalah anak ke-6 dari Amir Abdullah
—- Ayahanda Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin adalah Amir Abdullah
Amir Abdullah – Udheg-udheg
Amir Abdullah adalah seorang Raja Ke-3 di Kasultanan Nasarabad India Lama, naik tahta setelah wafatnya sang ayah, yaitu pada tahun 696 Hijriah.
—– Ayahanda Amir Abdullah adalah Abdul Malik Azmatkhan
Abdul Malik Azmatkhan – Gantung Siwur
Abdul Malik Azmatkhan, nama Al-Azhamatkhan itu dari bahasa Urdu.
Azhamat berartikan “Mulia” dan “Khan” adalah gelar bangsawan India, artinya “Keluarga”;
Keluarga Mulia”;
Disebut keluarga mulia karena Abdul Malik Azmatkhan adalah trah Keturunan Nabi Muhammad SAW.
——
Data silsilah keluarga selanjutnya adalah sebagai berikut:
Abdul Malik Azmatkhan bin
Alwi Ammul Faqih bin
Muhammad Shohib Marbath bin
Ali Khali’ Qasam bin
Alwi Shohib Bait Jubair bin
Muhammad Maula Ash-Shouma’ah bin
Alwi Al-Mubtakir bin
Ubaidillah bin
Ahmad Al-Muhajir bin
Isa Ar-Rumi bin
Muhammad An-Naqib bin
Ali Al-Uraidhi bin
Imam Ja’far Shodiq bin
Imam Muhammad Al-Baqir bin
Imam Ali Zainal Abidin bin
Imam Al-Husain bin
Ali bin Abi Thalib Wa Fathimah Az-Zahra
Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad SAW
========
Trah Onje
Jadi untuk mereka yang benar-benar tedhak-turun Kanjeng Adipati Anyakrapati, Adipati Onje, secara otomatis juga memiliki jalur hubungan kekerabatan dengan Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Akan menjadi hal yang wajar jika pada saatnya, dari tlatah Onje ada gelar Habib atau Syekh.
Begitu.
.
Dari berbagai sumber
Semoga bermanfaat
Maturnuwun
.
Toto Endargo