Sekedar Mengetahui Hal Awal Mula “Tanda Leres”

Tanda Leres adalah sebuah tanda yang secara umum digunakan oleh para guru saat menyatakan bahwa sebuah jawaban atau pekerjaan siswanya dinyatakan benar, maka diberi kode seperti paraf, huruf “l” yang berekor, sering ditorehkan di kertas jawaban. Tanda seperti huruf “l”  berekor itulah yang disebut sebagai “Tanda Leres“.

 

Bahasa Jawa

Awal mulanya, konon, adalah demikian:

Berawal dari para guru di Tanah Jawa, jaman dahulu, kalau mengajar siswanya, di sekolah rendah, sekolah rakyat, selalu menggunakan bahasa Jawa sebagai pengantarnya.

Hal tata krama berbahasa, dinilai sebagai pendukung utama agar siswa berperilaku yang baik, oleh sebab itulah maka penggunaan bahasa krama, diajarkan secara intensif.

 

Sopan Santun

Dalam mengajarkan sopan santun yang sesuai dengan tata krama berbahasa Jawa, maka ketika mengatakan kata “benar”, jika menggunakan bahasa Jawa krama, digunakanlah kata “leres”, “leres” artinya “benar”

Dengan prinsip tersebut maka ketika guru menyatakan sebuah jawaban atau sebuah pekerjaan yang dinyatakan “benar”, digunakanlah kata “leres”, sebagai ungkapan bahasa yang sopan.

 

Kemudian kata “leres” itu dituangkan dalam bentuk tulisan, namun cara menuliskannya seperti orang membuat paraf, dituliskan dengan tulisan latin yang tidak lengkap, tapi hanya huruf l yang jelas dan selanjutnya hanya seperti diberi ekor.

 

Sekolah Rakyat

Saya mengenal “Tanda Leres” ini sejak tahun 1963, di Sekolah Rakyat kelas 1. Saat itu alat tulisnya masih pakai sabak dan grip.

Setiap kali kalau seluruh pekerjaan saya diperiksa benar, terutama berhitung, maka Pak Sangid guru saya, memberi “Tanda Leres” dengan menggunakan kapur di sabak saya.

Dahulu kalau ada jawaban yang salah, jawaban tersebut dicoret, sreet! Bukan diberi tanda silang atau ditulisi “lepat”, padahal kata “salah” itu bahasa Jawa kramanya adalah “lepat”.

 

Sabak dan Grip

Sabak itu bentuknya pesagi warnanya hitam tepinya diberi bingkai kayu seperti pigura. Konon, sabak dibuat dari serbuk batu berwarna hitam yang dipadatkan.

Sabak digunakan seperti selembar kertas, untuk menulis. Alat tulisnya bukan pulpen, bukan pensil, tapi grip. Grip juga sama, konon dibuat dari serbuk batu yang dikeraskan, bentuknya dibuat seperti pensil.

 

Khas Indonesia

Dengan demikian, kalau sekarang melihat tanda seperti huruf l yang ada ekornya, yang diterjemahkan sebagai tanda benar, itu aslinya, adalah dari kata leres, yang artinya adalah benar.

Dan setahu saya, sampai sekarang, tanda leres itu adalah khas Jawa, khas Indonesia, kreativitas dari guru Jawa, di sekolah rakyat, jaman dahulu.

Demikianlah sedikit cerita tentang awal mula, keberadaan Tanda Leres, semoga menjadi pengetahuan. Sering lihat, sering menggunakan tapi barangkali belum paham sejarahnya.

Cerita tentang tanda leres, semoga cerita ini juga, benar-benar leres.
Begitu!

***

Ngapunten
Semoga bermanfaat
Maturnuwun
.
Toto Endargo
.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *