Cerita tentang Sang Budiman yang mendapat hadiah rokok di tanah surga.

Sang Budiman
Adalah seorang yang dikenal berbudi oleh masyarakat sekitar, orang yang dermawan dan suka menolong. Dikenal pula sebagai suami dan ayah yang baik di dalam keluarganya.
Cerdas dan kreatif dalam aktivitasnya. Konon, pengakuan sang budiman, bahwa untuk menggali ide-ide yang cemerlang, biasanya selalu muncul, justru di saat dirinya merokok. Sehingga akhirnya ia hidup dengan bibir bau asbak, dari akibat kecanduan rokoknya.
Namun barangkali karena doanya yang manjur, sifatnya yang baik dan pula karena berbudi baik itulah, maka beruntunglah dia, Sang Budiman pun masuk surga.
Rokok
Di sela kebahagiaannya, ia berada di surga, suatu ketika, tiba-tiba saja ia ingat rokoknya saat di dunia.
Lalu ia bertanya kepada penjaga surga.
“Maaf, mau tanya, boleh?”
“Boleh!” Jawab penjaga surga.
“Sesungguhnya merokok di dunia itu, hukumnya; haram apa halal, sie”
“Sebenarnya bukan sekedar haram dan halal, tapi yang penting adalah pengendalian diri, berupaya agar tetap sehat wal afiat. Bukan lagi sehat karena obat-obatan!”
“Hehe, begitu ya. Terus bagaimana hukumnya, dulu saya di dunia sangat kecanduan rokok?”
“Ya sudah. Biarlah semuanya berlalu. Hanya saja, saya beri tahu ya. Sebenarnya takdirmu itu meninggal di usia sekian tahun. Pahamilah!”

Usia
“Lho, kenapa, saya meninggal di usia setengah dari usia jatah saya itu?”
“Ya karena kamu merokok itulah, akibatnya ada organ dalam yang cepat rusak, dan tidak dapat lagi mendukung panjang usia jatahmu!”
Hah! Mendengar penjelasan itu Sang Budiman seketika diam membisu. Sadar perilakunya saat di dunia, tidak mendukung kesehatan organ dalamnya, hobinya merokok.
Namun sejenak kemudian, dia bertanya lagi.
“Eh, di surga boleh merokok apa tidak, sie?”
“Oh, kamu kangen rokokmu ya?”
“Iya. Kangene, poor seor! Syukur ada rokok surga!” pintanya menghiba.
“Baik. Ini ada rokok yang paling nikmat di tanah surga!”
Tap!
Ajaib, seketika ada segebung rokok di depannya, dan sebatang rokok sudah nempel di bibirnya. Bau dan rasa rokok, membuat air liurnya menetes-netes.
“Kok batang rokok di bibirku, belum ada apinya!” Dia heran.
Lalu Sang Budiman bertanya dengan wajah memelas, “Mana apinya?”
“Oh, api. Ada, banyak api!” Jawab sang penjaga surga.
Lalu kata penjaga surga berikutnya:
“Api! Api, ada di neraka! Silahkan ambil, masuklah ke neraka! Ambilah api sebanyak-banyaknya!”
Perintah dan saran sang penjaga surga.
Astaghfirullah!
Sang Budiman, tertegun. Sadar diri. Segera ditanggalkan rokok yang ada di bibirnya. Dia sangat menyesal telah meminta rokok.
Ternyata merokok di dunia, maupun di surga, sama-sama berakibat tidak baik.
Di dunia bikin organ dalam cepat rusak, di surga lebih parah lagi, malah disuruh ke neraka.
Busyet!
Hehe ..
.
Ngapunten
Lagi kepengin ndongeng
Nuwun.
.
Toto Endargo
.