Pundhen Sangga Langit Desa Gemuruh, Padamara

Nama Sangga Langit telah dijadikan sebagai identitas khas di Desa Gemuruh, Padamara, tiga kilometer dari pusat kota Purbalingga.

 

Peta Pundhen Sangga Langit Desa Gemuruh

Pundhen

Ternyata nama Sangga Langit adalah nama sebuah pundhen yang bertempat di RW 02, Desa Gemuruh, yang dikenal sebagai Pundhen Kyai Sangga Langit.

Konon Kyai Sangga Langit adalah seorang tokoh dari Demak Bintara yang menjelajah ke wilayah timur Gunung Slamet dan kemudian bermukim lama, sehingga memiliki keturunan dan menjadi cikal bakal majunya aktivitas penduduk setempat.

Nama Sangga Langit menjadi nama tokoh tersebut karena konon beliau memiliki tinggi badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk setempat, sampai-sampai diibaratkan seperti menyangga langit.

 

Gemuruh

Ada yang bercerita bahwa Gemuruh aslinya adalah Kemuruh, dari kata dasar uruh, buih air. Buih air yang keluar dari mulut puluhan ekor ikan pelus dan juga buih yang ada di ujung luapan air ketika banjir.

Konon dahulu kala ada beberapa orang yang sedang di pinggir sungai dimaksud, mereka melihat banyak ikan pelus besar yang sedang mengeluarkan buih dari mulutnya. Mereka pun berteriak: “Uruh, muruh-muruh! Cangkeme kabeh metu uruhe, kemuruh, kemuruh!”, dan ingin menangkap pelus-pelus tersebut.

Namun air sungai yang biasanya berombak, tiba tiba menjadi tenang, suasana menjadi hening. Lalu ada uruh, buih air, bergulung-gulung, seperti berjalan di atas air. Orang-orang kaget dan terpukau, lantas berteriak juga; “Kaline kemuruh, kaline kemuruh!”, maksudnya mengatakan bahwa sungainya juga mengeluarkan buih air, uruh, dan ternyata buih tersebut adalah ujung air yang melimpah, sebagai awal adanya banjir.

Berawal dari peristiwa tersebut maka sungai tersebut dikenal dengan nama Sungai Kemuruh, dan dengan nada suara yang lebih mantap, kini menjadi Sungai Gemuruh. Wilayah dimana orang berteriak-teriak, kata kemuruh, kemuruh itu pun akhirnya dikenal sebagai masyarakat Dusun Gemuruh.

Namun ada yang bercerita, bahwa Gemuruh adalah karena air terjun di bawah jembatan Serang, Purbalingga Lor, bunyinya bergemuruh. Hehe! Mana mungkin, rasanya saat itu, dahulu kala, belum masanya orang-orang memberi nama sungai dan dusun menggunakan kosakata Bahasa Indonesia.

 

Nggamblik

Ada cerita, bahwa kata Sangga Langit itu adalah salah satu kata yang digunakan untuk mengagumi keajaiban yang dipengaruhi oleh keberadaan makam Kyai Sangga Langit.

Jika benar Kyai Sangga Langit adalah tokoh dari Demak Bintara, maka beliau ada di wilayah Purbalingga antara tahun 1478 – 1554, karena tahun – tahun itulah masa berdirinya Kesultanan Demak Bintara.

Diceritakan bahwa sejak dahulu makam leluhur desa itu, berada di tepian Sungai Gemuruh, hanya kondisinya saja yang sekarang berbeda.

Dahulu, karena makam benar-benar berada di posisi paling tepi, dan makamnya paling dekat dengan sungai. Hanya sekitar empat meter dari tebing sungai, dengan tinggi tebing sekitar tujuh meter. Ternyata air sungai menggerogoti tebing yang berada di bawah makam leluhur tersebut.

Sehingga sekitar dua meter tanah makam menjorok di atas sungai tanpa penyangga, nggamblik. Ajaibnya tanah tersebut tidak runtuh, dan masyarakat setempat berpendapat; kenapa tanah makam itu tidak runtuh? Hal itu karena tanah makam leluhur yang nggamblik tersebut disangga oleh langit. Dan dari keyakinan tersebutlah maka leluhur desa itu dikenal dengan nama: Kyai Sangga Langit.

Namun seiring waktu ternyata Sungai Gemuruh, ceruk alirannya telah menjauh dari tanah makam, sehingga saat ini tanah makam yang nggamblik sudah tidak nggamblik lagi. Sungai kini menjauh sekitar sepuluh meter dari tebing makam.

Dan makam Kyai Sangga Langit, kini posisinya tetap berada di pinggir tebing, tinggal berjarak sekitar satu meter. Tertata rapi, bersih dan ada sesaji, sebagai tanda bahwa leluhur tersebut, rupanya setiap kali ada yang “sowan”. Konon setiap Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon banyak yang hadir.

 

Sangga Langit Lake

Nama Sangga Langit di samping untuk nama gedung pertemuan desa, kini oleh pemerintah desa Gemuruh juga dijadikan sebagai nama beken sebuah tempat wisata yang berbasis danau (lake) buatan, dengan berbagai wahana yang nyaman untuk bercengkerama bersama keluarga, namanya: Sangga Langit Lake.

 

 

Tumbuhan

Di tepi danau, di dalam Sangga Langit Lake, sebenarnya ada tumbuhan yang bernama Sangga Langit (Ipomoea quamoclit) atau yang disebut juga dengan nama Rincik Bumi, namun ternyata bukan karena tanaman ini nama Sangga Langit menjadi identitas Desa Gemuruh. Cekap nggih!

Begitulah serba sedikit, cerita yang sempat termemori dan sempat tertulis hal desa Gemuruh, Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga. Semoga berkenan!

Demikianlah sekedar cerita tutur cinatur artinya bahwa cerita ini dipungut dari cerita masyarakat dan diceritakan kembali agar masyarakat yang belum tahu, berkenan untuk menjadi tahu.
***

Ngapunten
Semoga bermanfaat
Maturnuwun

Toto Endargo

.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *