Singgah.
Sebuah pundhen, bisa jadi, dahulunya hanya tempat untuk sekedar singgah, berdoa, semedi, bertapa, atau hanya sekedar istirahat, sekedar mukim, sekedar singgah beberapa saat dari seseorang yang dianggap sebagai tokoh terhormat.
Dan akhirnya, tempat tersebut diabadikan, dirawat, tidak berani mengusik apa yang ada di tempat tersebut, semua dibiarkan, baik hewan maupun tumbuhan.
Sehingga wajar ada pohon sejenis beringin, sprih, gondhang, nyaplung, randu, angin atau sejenisnya, yang bisa tumbuh subur dan membesar, bahkan ada pohon yang saling membelit.
Hingga sulur-sulurnya menjadi hiasan yang artistik di sebuah pundhen. Wajar pula jika pada akhirnya, ada hewan yang betah dan membesar serta beranak pinak di tempat tersebut.