Sedikit cerita tentang pahlawan revolusi sebagai nama jalan, yang ternyata adalah bagian dari politik kekuasaan
Nama Jalan
Jika dicermati, minimal ada enam ruas jalan utama di Kota Perwira, Purbalingga, yang menggunakan nama pahlawan revolusi. Jalan Jenderal Ahmad Yani, Letjen R. Suprapto. Letjen S. Parman. Letjen M.T. Haryono, Mayjen D. I. Panjaitan, dan Kapten Pierre Tendean.
Kenapa?
Karena pasca peristiwa berdarah 1965, seakan, seluruh elemen di Indonesia harus mendukung politik kekuasaan yang dikreasikan oleh penguasa saat itu.
Legalitas
Penguasa, sepertinya, ingin agar eksistensi keberadaannya diakui secara paripurna.
Dan pahlawan revolusi adalah salah satu hal yang menjadikannya sampai di puncak kekuasaan, maka nama-nama pahlawan itu, secara masif dan terstruktur lalu dijadikannya nama-nama jalan di kota-kota seluruh negeri.
Setelah menjadi nama jalan, dan menjadi buah bibir masyarakat, maka kisah tragis para pahlawan revolusi yang wafat tahun 1965 itu, diharapkan tertanam mapan di benak rakyat dan akhirnya menjadi bentuk legalitas kekuasaan sang penguasa.
Lebih Eksis
Di Kota Purbalingga, menjadi lebih eksis para pahlawan revolusi itu dibandingkan dengan Pangeran Diponegoro (1785 – 1855).
Pangeran Diponegoro itu Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan RI, sangat dikenal oleh masyarakat, namun faktanya di kota Purbalingga Perwira belum ada nama Jalan P. Diponegoro.
Kini menjadi sebuah ironi juga, dengan motto Kota Perwira, tapi Jenderal Gatot Soebroto, yang wafat tahun 1962, pahlawan nasional dari Banyumas, malah belum juga, terabadikan menjadi nama jalan di Kota Purbalingga.
Catatan Umum
Sesungguhnya nama jalan juga merupakan catatan hal tokoh sejarah dan berbagai pengetahuan yang luas.
Perlu kajian dan wawasan yang mapan untuk mengabadikan sebuah nama.
Semoga menjadi bahan tinjauan untuk yang berwenang dalam mempersiapkan nama jalan.
Oke!
Sementara begitulah, cerita tentang pola politik yang memanfaatkan nama jalan yang digunakan untuk mengesahkan kekuasaannya sang penguasa.
.
Semoga bermanfaat
Maturnuwun
.
Toto Endargo
.