Cerita tentang Pasar Mandiri, Tugu PHKN, Taman Maerakaca sudah, sekarang cerita tentang Pasar Badhog.
Pasar Badhog
Alkisah, tahun 1979 jembatan Sungai Klawing, Jembatan Bancar, yang berada di utara Pasar Bancar rusak, dan kemudian di tahun 1980 putus. Lalulintas Bancar-Penaruban menggunakan gethek, rakit, tambangan.
Dengan pemasangan Jembatan Bailey, lalulintas Purbalingga-Kaligondang dapat teratasi.
Jembatan Bailey, itu milik Angkatan Darat. Jembatan, terbuat dari baja ringan yang berkualitas tinggi, sederhana, mudah cara merangkainya, kokoh dan kuat, portabel, pantas menjadi jembatan darurat.
Tahun 1990 jembatan tersebut ternyata sudah mengkhawatirkan, tidak layak pakai, maka pemerintah membuat jembatan baru, sekitar 300 meter di sebelah barat jembatan yang lama.
Peresmian jembatan baru, yang kini dekat dengan tugu Bancar itu, tahun 1992.
Maka jembatan Bailey, sebagai jembatan darurat dibongkar, sejak itu berakhirlah riwayat jembatan lama yang pembangunannya di sekitar tahun 1920-an.
Dengan putusnya jembatan, maka ruas jalan aspal di antara Pasar Bancar sampai bekas jembatan itu, tidak lagi ada lalulintas kendaraan.
Tidak ada lalu-lalang pejalan kaki. Sepi. Sampai-sampai, tokonya Pak Tjong pun, yang ramai dan laris, akhirnya tutup.
Pasar Tumpah
Namun seiring dengan waktu, karena dekat pasar tumpah, Pasar Bancar, akhirnya penjual sayuran dan penjual jajan pasar memanfaatkan jalan buntu itu untuk lahan buka lapak.
Akibatnya, jalan aspal buntu yang panjangnya hanya sekitar 75 meter, penuh dengan penjual makanan, penuh badhogan, terutama di hari libur dan di hari Minggu.
Terkenal pula dengan sebutan Pasar Badhog. Banyak penjual badhogan.
Lalu di pintu gerbang jalan, utara Kodim, ada tulisan: Bancar Badhog Center, itu artinya “badhogan” di sepanjang jalan menuju Pasar Bancar, terutama sroto, adalah juga bagian dari Pasar Badhog itu sendiri.
Demikianlah, sedikit, awal mula ada Pasar Badhog di dekat Pasar Bancar.
Dan sesungguhnya Pasar Bancar sendiri dikenal sebagai pasar tumpah.
Puluhan tahun, setiap pagi, penjual dan pembeli melimpah memenuhi jalan yang menuju ke Jatisaba.
Maka menjadi hal yang wajar kalau kini muncul Pasar Badhog yang sekarang.
Mengenai sebutan pasar Badhog, diceritakan bahwa Pasar Bancar memang sejak dulu sudah dikenal dengan sebutan Pasar Badhog.
Jauh sebelum jembatan Klawing putus dan kemudian pindah ke sebelah barat, pasar di wilayah Bancar ini, sudah memiliki sebutan Pasar Badhog, karena sebagian besar komoditasnya adalah badhogan.
Begitu!
BACA JUGA : Curgecang Purbalingga
“Kok tahu, Pasar Bancar, pasar tumpah?”
“Ya tahu. Tahun 1978 – 1992, naik sepeda, mengajar di kelas Jatisaba”
“Oh, begitu. Lalu bekas jembatan lama, apa masih ada?”
“Ya, masih. Tapi seiring waktu ya, bekasnya semakin menyusut”
“Masih bisa dilihat?”
“Masih, di ujung utara Pasar Badhog, itu tebing sungai Klawing. Lihat saja, semoga kelihatan bekas pondasinya, baik yang di tepi selatan maupun yang di tepi utara!”
“Lah, yang di tengah?”
“Sudah, ambrol!”
“Oh!”
.
Nuwun
====
.
totoendargo