Sekedar asal cerita, tiga hal yang memiliki sebutan batik.
Bat Thik
Batik mungkin dari kata “bat” dan “titik”.
Bat = bekas, jejak.
Titik = noktah, titik yang terbuat dengan cara khusus, canting ditutul-tutulkan ke kain, thik .., thik .., thik!
Bekas, jejak tutulan, thik thik, itulah, maka menjadi “bathik”.
Barangkali! Itu etimologi gaya Banyumasan.
Hehe!
Umumnya, ciri khas yang menjadikan sebuah gambar dikatakan memiliki motif batik adalah menggambar dengan teknik stilasi atau menstilir.
Yaitu mengubah obyek gambar, agar menjadi bentuk yang lebih dekoratif namun tidak menghilangkan ciri khas dari obyek gambar tersebut.
***
Minimal ada tiga wujud yang sama-sama menyandang kata Batik. Tampaknya sama tapi sesungguhnya berbeda.
1. Tekstil Batik
Tekstil Batik, dalam bentuk bahan pakaian yang mayoritas ada terjual di dalam toko-toko kain.
Umumnya dalam bentuk bergulung-gulung, mblog-mblogan. Lebarnya sekitar satu meter atau satu meter lebih, namun panjangnya bisa sampai puluhan meter.
Tekstil Batik, adalah produk pabrikan, yaitu pabrik pemintalan dan kemudian disempurnakan di pabrik tenun.
Para mesinlah yang menghasilkan bermacam-macam wujud tekstil, dari yang polos, berwarna, bercorak dan bahkan bisa menghasilkan corak yang bernuansa batik.
Motif batiknya dapat digolongkan sebagai batik printing, karena prosesnya dikerjakan secara masal hasil cetakan mesin pabrik.
***
2. Menggambar Batik
Menggambar sebuah pola dengan cara memainkan canting batik, meliuk-liukannya mengikuti pola gambar yang diinginkan pada sebuah kain.
Artinya menggambar atau melukis di sebuah kain dengan teknik menggunakan proses batik tradisional, ada canting, malam dan pewarnaan.
Jadi para pelukis atau perupa yang menggunakan proses batik tradisional dalam berkarya akan menghasilkan sebuah karya yang dinamakan lukisan batik, gambar batik.
Lalu ada pula pembatik yang mampu membuat motif batik di luar pakem tradisional, orang menyebutnya hasil karya pembatik ini, dengan nama batik lukis.

Teknik menggambar di kain, menggunakan teknik batik tradisional, tetapi saat pewarnaan ada yang dilakukan dengan cara dicolet-colet pakai kuas, maka hasil karyanya disebut batik colet.
3. Kain Batik

Kain batik, jarit, adalah hasil seni tradisional, karya gemilang bangsa Indonesia yang diakui oleh UNESCO, salah satu warisan budaya unggulan, luar biasa.
Pada dasarnya batik adalah cara atau teknik untuk menghias kain, dengan cara menutulkan dan menggoreskan canting yang berisi malam, dengan corak yang telah ditentukan.
Teknik penggunaan malam ini yang akhirnya ketika dicelup ke pewarnaan, akan membentuk semacam lukisan batik yang memiliki motif-motif tertentu.
Kain batik memiliki pedoman khusus, atau pakem, yang harus dilakukan saat membatik.
Bentuk gambar utama, latar belakang, sampai dengan gambar tepi kain yang disebut tumpal ada pedomannya.
Berdasarkan gambar utama dalam kain batik itulah yang melahirkan nama khusus dalam batik tradisional.
Parang, Kawung, Gringsing, Wahyu Tumurun, Sidomukti, Truntum, dan nama-nama yang lain.
Asal mula kata batik, versi umum, adalah dari kata ambatik, amba dan titik.
Maksudnya dari kain yang amba, luas, diberi titik-titik, jadi ambatik, lalu dipersingkat menjadi batik, begitu.
Batik adalah salah satu kain tradisi asli Bangsa Indonesia, jejak dan buktinya sudah tertemukan dengan jelas.
Pada jaman Majapahit masyarakat sudah mengenal batik, di antaranya telah terpatri dalam bentuk relief dan arca candi.
Maen, mbok!
Hehe, jadi ingat saat Pak Saerun, ngajar Ilmu Ukur, tahun 1971, bahwa titik itu aksioma dan garis dibentuk oleh dua buah titik yang dihubungkan, bisa garis lurus atau juga bisa menjadi lengkung.
Ternyata batik juga terdiri dari ribuan titik titik yang saling dihubungkan, lengkung, lengkung, sehingga menjadi motif batik yang sempurna, menjadi kebanggaan bangsa.
Demikianlah.
Dengan sedikit cerita di atas, kiranya dapat menjadi pertimbangan untuk menyebut nama batik pada sebuah produk.
Batik yang sesungguhnya, sekedar lukisan dengan teknik batik, atau bahkan hanya sekedar tekstil bernuansa batik.
Paham!
*
*) Terima kasih untuk Mbak Henny atas info batiknya.
Semoga bermanfaat
Nuwun
.
Toto Endargo.