menunggu – dukamu dan doaku – pada sang waktu – yang ini

menunggu

bunga bayang yang terbayang 

aku menantimu digapit sepi

aku menunggumu digamit rindu 

datanglah di ujung siang yang malang 

aku telah melepas perlu menyibak jalan 

menerobos debu menghindari lobang menghadang 

aduh, bunga bayang datanglah 

biar resah ini cepat terbang


===5.22.09.1979

 

 

dukamu dan doaku

mungkin sore ini kau anggap malang 

karena lewat sepaling mata tampak dikau 

bersandar tiang penyangga di teras memelas 

wajahmu adalah rasa iba yang terungkap 

senyummu adalah senyum rama-rama tak bersayap 

yang aku tahu dan kudengar 

dua badai tajam menimpamu 

dan kini mungkin masih ada topan menggigit 

mengikis isi hati, melanda cerah menuju susah 

aku pernah mengagumimu 

dulu dan kini 

kini dan dulu 

ku doakan 

semoga hidupmu berbahagia 

membawa setiap jenis suka di hari-hari yang kau lalui 

dunia saling berpasangan, yang berlawanan 

semoga kau sadar dan tabah akan hal adat tersebut 

aamiin

 


===5.22.09.1978

 

pada sang waktu

angin di lembah sunyi 

nyanyi di padang asli 

ikan di laut nan sendu 

rusa di rumput terpagut 

apel di ladang terpajang 

telaga di tengah pandang 

nusa di musim semi 

aku yang dibingkai simpati 

waktu, beri aku untuk bersamanya 

ataukah kau tak melepaskan dia 

tengadahkan dia di alam yang baru di injak 

ikutkan dia di arus remaja biar bersamaku

bersamaku

 


===6.23.09.1978

 

yang ini

selaksa kelusuhan berlabuh di benak mereka 

aku bersamanya, ada di antara mereka 

“kau lihat seorang gadis cakep, itu?” tanya mu 

“mana?” tanyaku pula  

bersamaan pandanganku ke arah tunjukannya 

dua orang gadis yang sedang berjalan gontai 

oh terkesiap aku dan ku cepat berkata 

“mana, ini yang di sebelah kananku?” 

dan kau pegang lenganku 

“bukan, itu!” tunjuk mu lagi 

“iya, yang ini, yang pegang tanganku!” 

dan

langit siang itu 

begitu menyatu denganku

 


===7.24.09.1978

 .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *