Mengulik Usia Para Bupati di Awal Kadipaten Banyumas

Mengulik Usia Para Bupati di Awal Kadipaten Banyumas

Tahun-tahun seputar awal berdirinya Kadipaten Banyumas ternyata dapat digunakan untuk menghitung mundur usia para Adipati Banyumas. Dengan pendekatan yang logis dan berdasarkan peristiwa-peristiwa sejarah, berikut ini adalah perkiraan tahun kelahiran dan usia para tokoh Adipati di Kadipaten Banyumas.

Peristiwa Pajang ke Banyumas

Peristiwa Rara Wuragil dibawa ke Pajang, tewasnya Adipati Wargantomo I, hingga dinobatkannya Raden Joko Kaiman menjadi Adipati Wargantomo II dan kemudian pindah ke Banyumas, sepertinya terjadi dalam rentang waktu kurang dari satu tahun. Jika berdirinya Kadipaten Banyumas ditetapkan pada tanggal 22 Februari 1571, maka peristiwa pengantaran Rara Wuragil ke Pajang diperkirakan terjadi pada tahun 1570.

Pada masa itu, seorang gadis biasanya dinikahkan pada usia sekitar 17 tahun. Mengingat Rara Wuragil mengalami pernikahan yang gagal, kemungkinan usianya saat diantarkan ke Pajang adalah sekitar 18 tahun. Perhitungan ini menjadi dasar untuk menelusuri usia para Adipati Banyumas.

  1. Adipati Mrapat

Pada tahun 1570, Rara Wuragil diperkirakan berusia 18 tahun. Karena ia adalah anak keempat, usia ayahnya (Adipati Mrapat) diperkirakan sekitar 42 tahun pada tahun yang sama. Dengan demikian, Adipati Mrapat lahir sekitar tahun 1528.
Jika ia menyerahkan tahtanya pada tahun 1583 karena wafat, maka Adipati Mrapat meninggal dunia pada usia 55 tahun.

  1. Adipati Merta Sura I

Berapa usia Raden Ngabehi Janah atau Adipati Merta Sura I saat itu?
Jika usia Rara Wuragil berselisih sekitar 16 tahun, maka pada tahun 1570, Raden Ngabehi Janah diperkirakan baru berusia 2 tahun.

  • Tahun Lahir: 1568
  • Menjadi Adipati: 1583, pada usia 15 tahun
  • Masa Pemerintahan: 1583–1600 (17 tahun)
  • Usia Saat Wafat: 32 tahun
  1. Adipati Merta Sura II

Jika Adipati Merta Sura I menikah pada usia 18 tahun, maka pernikahan itu terjadi sekitar tahun 1586.
Putra pertamanya, Raden Merta Sura II, diperkirakan lahir pada tahun 1587.

  • Tahun Lahir: 1587
  • Menjadi Adipati: 1601, pada usia 15 tahun
  • Masa Pemerintahan: 1601–1620 (19 tahun)
  • Usia Saat Wafat: 33 tahun
  1. Adipati Mertayuda I

Jika Adipati Merta Sura II lahir tahun 1587 dan menikah pada usia 18 tahun, maka pernikahannya terjadi pada tahun 1605.
Putra pertama Adipati Merta Sura II adalah Raden Adipati Mertayuda I, yang diperkirakan lahir pada tahun 1606.

  • Tahun Lahir: 1606
  • Menjadi Adipati: 1620, pada usia 14 tahun
  • Masa Pemerintahan: 1620–1650 (30 tahun)
  • Usia Saat Wafat: 48 tahun
  1. Adipati Mertayuda II

Jika Adipati Mertayuda I lahir tahun 1606 dan menikah pada usia 18 tahun, maka pernikahannya terjadi pada tahun 1625.
Putra pertamanya, Raden Tumenggung Mertayuda II, diperkirakan lahir pada tahun 1626.

  • Tahun Lahir: 1626
  • Menjadi Adipati: 1650, pada usia 24 tahun
  • Masa Pemerintahan: 1650–1705 (55 tahun)
  • Usia Saat Wafat: 79 tahun

Kesimpulan

Dengan menghitung mundur dari peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Banyumas, dapat diperkirakan usia dan tahun kelahiran lima Adipati Banyumas pertama. Perhitungan ini memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai silsilah dan usia para adipati, sekaligus membantu memahami konteks sejarah dan budaya yang melingkupinya.

Namun, ada hal yang menarik untuk dicermati. Usia wafat Adipati Merta Sura I, Merta Sura II, dan Mertayuda I terbilang muda dibandingkan dengan kecenderungan usia panjang pada masa itu, di mana para pemimpin umumnya berkuasa hingga akhir hayat. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang kemungkinan adanya faktor-faktor lain, seperti kondisi kesehatan, dinamika politik, atau peristiwa khusus yang mempengaruhi usia mereka.

Meskipun perhitungan ini bersifat hipotetis, pendekatan ini membuka peluang untuk menggali lebih dalam sejarah Banyumas dengan cara yang lebih terstruktur dan logis.

Penutup

Demikianlah uraian mengenai usia para Adipati Banyumas berdasarkan perhitungan yang logis dan mendekati kenyataan sejarah. Harapannya, perhitungan ini dapat menambah wawasan serta bermanfaat bagi para penikmat sejarah Banyumas.

Semoga bermanfaat.
Salam,
Toto Endargo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *