Mengulik Usia Dini Adipati di Kadipaten Banyumas

Mengulik usia Adipati Merta Sura I saat diangkat menjadi Bupati Banyumas tahun 1583. Dan Adipati Merta Sura II tahun 1601.

Perhitungan tahun ini berdasarkan artikel dari Daftar Bupati Banyumas, Wikipedia dan artikel Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Banyumas.

 

Peristiwa Beruntun

Beberapa perisiwa beruntun yang tersajikan dalam cerita surutnya Kadipaten Wirasaba menuju ke berdirinya Kadipaten Banyumas adalah sebagai berikut

  • Rara Wuragil, putri bungsu Adipati Wirasaba, Wargantomo I dibawa ke Pajang,
  • Diberikannya jabatan Adipati Wirasaba kepada Raden Joko Kaiman, atau Adipati Mrapat, kakak ipar Rara Wuragil
  • Perpindahan Kadipaten Wirasaba untuk menjadi Kadipaten Banyumas, tahun 1582
  • Diangkatnya Raden Ngabehi Janah yang bergelar Adipati Merta Sura I menjadi Adipati Banyumas, menggantikan ayahnya Adipati Mrapat, tahun 1583.
  • Diangkatnya Adipati Merta Sura II menjadi Adipati Banyumas, menggantikan ayahnya Adipati Merta Sura I, tahun 1601.

 

Bibi dan Keponakan

Sekedar pelengkap keterangan, perlu dipahami bahwa:

  • Wargantomo I memiliki empat anak yaitu: Rara Sekartijah, Ki Ageng Senon, Ki Wargawijaya dan Rara Wuragil
  • Raden Joko Kaiman (Adipati Mrapat) beristrikan Rara Sekartijah, punya 6 keturunan yaitu: Ki Merta Suta, Ki Ngabehi Janah (Ki Merta Sura I), Ki Merta Widana, Ki Merta Menggala, Nyai Suta Praya dan Nyai Wira Kusuma
  • Rara Wuragil adalah bibi dari Ki Merta Sura I sebaliknya Ki Merta Sura I, adalah keponakan dari Rara Wuragil.

 

Peristiwa Pajang ke Banyumas

Peristiwa Rara Wuragil dibawa ke Pajang, tewasnya Adipati Wargantomo I, sampai dinobatkannya Raden Joko Kaiman menjadi Adipati Wargantomo II, dan kemudian pindah ke Banyumas, sepertinya tidak sampai satu tahun.

Maka jika berdirinya Kadipaten Banyumas pada tahun 1582, maka peristiwa Rara Wuragil diantarkan ke Pajang pada tahun 1581.

Jaman dahulu gadis dinikahkan oleh orang tuanya, umumnya saat berusia sekitar 17 tahun. Karena mengalami perkawinan yang gagal, maka kemungkinan usia Rara Wuragil, saat diantarkan ke Pajang pada tahun 1581, berusia sekitar 18 tahun.

 

Adipati Merta Sura I

Berapa usia Raden Ngabehi Janah atau Adipati Merta Sura I, saat itu? Jika Rara Wuragil usia 18 tahun maka usia Nyi Sekartijah (ibunya) sekitar 21 tahun.

Jika Nyi Sekartijah menikah usia 17 tahun maka usia Adipati Merta Sura I, sebagai anak nomor dua, pada tahun 1581, usianya baru sekitar 2 tahun.

Raden Ngabehi Janah atau Adipati Merta Sura I pada tahun 1581 berusia 2 tahun, maka beliau lahir tahun 1579.

Dan ketika diangkat menjadi adipati di tahun 1583. Berarti beliau saat itu baru berusia 4 tahun, diangkat menjadi Bupati Banyumas.

Belum ada referensi bahwa Bupati Banyumas ada yang diangkat menjadi bupati saat berusia 4 tahun. Mungkinkah?

 

Adipati Merta Sura II

Jika Adipati Merta Sura I lahir tahun 1579, menikah pada saat usia 18 tahun, berarti menikah tahun 1597.

Putra pertama Adipati Merta Sura I adalah Raden Merta Sura II, yang berarti lahir sekitar tahun 1598.

Jika Adipati Merta Sura II lahir tahun 1598 dan menjadi bupati tahun 1601, berarti ketika dinobatkan sebagai Bupati Banyumas, beliau baru berusia 3 tahun.

Rasanya terlalu dini untuk diangkat menjadi seorang bupati. Mungkinkah?

 

Antara Bibi dan Keponakan

Jarak antara usia Rara Wuragil dengan keponakannya yang bergelar Merta Sura I adalah sekitar 16 tahun.

Jika Adipati Merta Sura I, misalkan, tahun 1583, dinobatkan sebagai bupati saat berusia 19 tahun, maka berarti saat itu Rara Wuragil berusia 33 tahun.

Dari peristiwa Rara Wuragil menikah, cerai, dan ke Pajang, usianya sekitar 33 tahun. Jaman dahulu, wanita dengan usia 33 tahun, sepertinya sudah terlalu dewasa untuk menikah.

Dan dan rasanya untuk diantarkan ke Pajang juga sudah terlalu dewasa, sudah bukan gadis sunti lagi. Mungkinkah?

Usia Dini Jadi Bupati

Dari uraian di atas, berdasarkan angka-angka yang tersaji, ada usia yang terlalu dini untuk menjabat sebagai Bupati Banyumas, rasanya perlu kearifan khusus untuk menanggapinya. Sabar saja.

Mengubah satu angka akan berefek karambol yang rumit. Mengubah hari jadi Banyumas dari 6 April 1582, menjadi 22 Februari 1571 dapat memunculkan pertanyaan;

Bukankah Kadipaten Wirasaba segera diprapat, dibagi menjadi empat, begitu pulang dari Istana Pajang?

Ki Joko Kaiman, ngapain saja dari tahun 1571 sampai 1582, 11 tahun? Kenapa baru diprapat di tahun 1582, sehingga baru tahun 1582 itulah beliau diangkat jadi adipati?

Mungkinkah?

Nikmati Saja Kisah-kisahnya

Begitulah! Tulisan ini adalah hanya sekedar tinjauan ala kadarnya. Hanya sekedar bermain-main dengan angka.

Yang perlu dicermati dan menjadi pelajaran adalah; bahwa orang menulis, menyusun sebuah sejarah, perlu juga untuk menggunakan matematika, jangan asal menaruh angka.

Sebab jika dikoreksi menggunakan kalkulator ada kalanya menimbulkan beberapa polemik yang cukup unik.

Begitulah! Apapun makanan yang tersaji, makanlah dengan rasa syukur karena masih dikaruniai makanan.

Apapun sejarah yang tersaji nikmatilah kisah-kisahnya dan ambil hikmahnya.

Sesungguhnya di dunia ini, lebih banyak orang yang pandai berteriak daripada orang yang pandai bertindak.

Ngomong thok sie gampang, nglakoni kuwe sing angel!

Demikianlah, semoga bermanfaat!

Salam

Toto Endargo

.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *