Sekedar bercerita tentang simbol-simbol yang ada di pintu gerbang Masjid Agung Cirebon.
Ada Makna
Hal umat hadir ke masjid dan kemudian memperhatikan kaligrafi yang ada di pintu gerbang Masjid adalah hal yang biasa?
Namun untuk mencoba menikmati dan memahami apa saja yang tersaji, tidaklah setiap orang berkesempatan untuk melakukannya.
Ya, kita memaklumi saja!
.
Di depan Masjid Agung Cirebon, yang terkenal juga dengan sebutan Masjid Agung Sang Cipta Rasa, ternyata pintu gerbangnya, penuh dengan simbol yang sederhana namun unik.
Kita perlu untuk memahami simbol-simbol tersebut. Kenapa?
Agar sebuah karya cipta dari para pendahulu itu, tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tapi juga mempunyai nilai lebih, yaitu sebagai amanat tersamar tentang petunjuk hidup dan kehidupan.
Tulisan ini mencoba menggali apa yang sebenarnya tersurat dan tersirat di pintu gerbang Masjid Agung Sang Cipta Rasa, yang konon diarsiteki oleh Sunan Kalidjaga pada tahun 1480.
1. Al A’raf 31
Relief kaligrafi, tulisan Arab, diambil dari Al Qur’an, bagian dari Surat Al A’raf, ayat 31.
khużụ zīnatakum ‘inda kulli masjid
(pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki masjid)
Pakaian dalam budaya Jawa disebut sebagai ageman = agama = gaman = gawan manungsa.
Jadi pesan yang tersurat di pintu gerbang itu adalah bahwa manusia di samping harus benar-benar perpakaian yang baik, juga harus mengamalkan agamanya dengan baik pula.
Agama adalah sarana untuk hidup bahagia, kelak di akhir masa, maka harus terus terbawa, teramalkan, dimana saja di bumi ini.
Bumi adalah masjid besar, tempat manusia bersujud, beribadah, mohon ampunan sekaligus tempat kembali.
2. Pencerminan
Huruf Arab yang dimodel pencerminan.
Itu tulisan: Muhammad. Kanan kiri tampak simetris.
Dibuat menjadi gambar pencerminan, maknanya di dalam peribadatan Islam, hendaknya bercermin kepada perilaku Nabi Muhammad SAW.
Salah satu tugas Nabi adalah menyempurnakan akhlaq umat, menjadi tauladan bagi ummatnya, menyampaikan kabar gembira dan juga memberi peringatan sesuai petunjuk-Nya.
3. Candi Laras
Candi Laras: memiliki arti bahwa dalam beribadah, juga harus memiliki paham adanya kesamaan hak setiap orang untuk meyakini agama masing-masing.
Toleransi terhadap pemeluk agama dan paham lain, selaras dengan Islam yang “Rahmatan lil ‘Alamin”, Islam sebagai rahmat bagi semesta alam.
4. Pigura
Pigura, bingkai, bahwa peribadatan dan beribadah pun harus mengerti batas dan paham pula tentang batasannya dalam berakidah.
5. Segi Empat
Segi empat sama sisi. Ujungnya ada di atas, bawah, di kanan dan di kiri.
Bahwa beribadah harus memiliki hubungan yang harmonis, baik secara horizontal maupun secara vertikal.
Kemungkinan lain, karena arsiteknya Sunan Kalidjaga, yang Jawa, itu adalah gambar kupat (ngaku lepat).
Kupat, dapat dimaknai, bahwa yang masuk ke tempat peribadatan itu, hadir untuk mengakui kesalahan, ngaku lepat, dan sekaligus mohon ampunan.
***
Jadi secara umum makna intinya, adalah: beribadahlah yang baik dan indah selaras dengan Islam yang diturunkan sebagai rahmat bagi alam semesta.
Begitulah, yang dapat kita coba terjemahkan dari, sedikitnya ada lima wujud simbol yang terdapat di pintu gerbang Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Cirebon, Jawa Barat.
Semoga bermanfaat
Nuwun
Toto Endargo
.