Jejak Ring Duk Penegak Tahun 1980

Jejak sekitaran tahun 1980, di saat harus menggunakan ring duk sebagai kelengkapan atribut seragam Pramuka.

 

Mayoritas Penggalang

Sekitaran tahun 1980, Pramuka di Kwartir Cabang IX.03 Purbalingga, anggota yang aktif, mayoritas adalah para penggalang dari Sekolah Dasar.

Sekolah lanjutan tingkat pertama, seperti SMP, masih belum banyak. Sepertinya belum, setiap kecamatan ada SLTP. Apalagi SLTA, lebih sedikit lagi.

Jadi wajar jika di sekitaran tahun 1980 atribut Pramuka untuk dewasa sangat terbatas. Yang ada di toko kelengkapan Pramuka, mayoritas adalah untuk anak SD, yaitu untuk Pramuka Siaga dan Pramuka Penggalang.

 

Hijau dan Merah

Atribut berwarna hijau untuk Pramuka Siaga dan yang berwarna merah untuk Pramuka Penggalang. Setangan leher atau duk juga dengan ukuran anak penggalang, jadi jika dipakai oleh Pramuka Dewasa, yaa pating pecancit, cungklang.

Duk untuk pembina saat itu, juga seadanya. Cungklang juga tidak masalah. Lagian tidak setiap guru harus berseragam Pramuka. Hanya yang bersedia jadi Pramuka saja yang memiliki setangan leher.

Nah, untuk yang paham dan patuh pada aturan, menjadi cukup kesulitan ketika mencari ring duk. Karena ring duk, ukurannya kecil-kecil, dan adanya yang berwarna hijau atau merah.

 

Kulit Klewek

Oleh sebab itu, dulu, para Pembina Pramuka dan juga para penegak, ring duk, bahannya sekenanya, yang penting bisa digunakan untuk merapikan setangan leher.

Ada yang tetap menggunakan ring duk kekecilan milik penggalang berwarna merah, ada yang cukup menggunakan karet gelang, bahkan ada yang tidak pakai ring, dibuat seperti dasi, namun yang sedikit kreatif adalah yang membuat ring duk dari kulit klewek.

 

Bongkar dan Gambar

Nah, suatu ketika saya mendapatkan dua buah ring duk yang terbuat dari rotan, penjalin.

Rotan yang dibuat seperti kabel, dianyam sedemikian rupa sehingga berbentuk seperti cincin, maka jadilah sebuah ring duk model anyaman, dari rotan.

Karena dua, maka yang satu benar benar saya gunakan sebagai ring duk, dan yang satu saya bongkar pelan-pelan. Setiap “nglolor”, atau mbongkar, saya gambar, tarik, gambar, tarik, gambar.  Tlateni, bae!

Begitulah, yang bisa diusahakan untuk mampu membuat ring duk, model anyaman.

Hasil nyontek dengan cara membongkar ring duk itu, gambarnya saya sederhanakan menjadi hanya empat langkah.

Ini hasil gambarnya!

Dengan panduan gambar tersebut para Pramuka Penegak yang berminat, dapat membuat ring duk sendiri. Ring Duk model anyaman.

Aslinya kan menggunakan penjalin, namun bahan yang luwes dan yang sudah berwarna, yang mudah dan favorit untuk bahan ring duk mandiri, adalah menggunakan bahan dari kabel listrik.  Begitu!

Demikian sekedar nostalgia ketika anggota Pramuka Penegak di Kwarcab Purbalingga masih terbatas, baik jumlah maupun fasilitasnya.

Belum ada komputer, fotocopy masih jarang, belum ada internet, HP, kamera digital, bahkan air mineral pun belum ada. Begitulah!
Salam Pramuka

***

Ngapunten
Semoga bermanfaat
Nuwun
.
Toto Endargo
.
.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *