Jejak Rel Lori (6)

“Niki sing nomer nenem, nggih Pak?!”

“Ya! Sambungane wingi”

“Judule napa, Pak?”

“Rel Bebel. Sing wingi Rel Buntu!”

“Oh, nggih, Pak!”

Sodetan

Bebel sebab sodetan. Hal sepedaan, kalau dari depan Kantor Pos Blater, menuju Rabak malah bisa lancar. Dari depan Kantor Pos, Blater, lurus terus ke timur, ikuti belokan ke kanan, ke selatan, terus lurus akan bertemu aspalan, itu jalan Sidakangen – Karangpetir, lurus terus ke selatan sekitar 200 meter ada jembatan, bekas rel lori, masih utuh.

Jembatan ini cukup panjang sekitar 10 meter. Karena dijadikan jalan maka di atasnya sudah di cor beton.

Jembatan ini di atas sungai Ponggawa atau ada yang menyebutnya Kali Pranji. Masih masuk Desa Sidakangen.

Jika diteruskan akan sampai ke aspalan ke dua, itu Jalan Susukan, menghubungkan Rabak – Gambarsari.

Jika ke kanan ke sekitar Rabak, Jompo, bahkan bisa sampai jembatan gantung Subok, Sumilir – Bokol. Jika ke kiri sampai ke sekitar Gambarsari.

Jika di aspalan ke dua, di Jalan Susukan ini, tidak ke kanan, dan tidak ke kiri, tapi terus mengikuti bekas rel, di tengah sawah, maka akan melewati sawah-sawah di wilayah Rabak dan Karangtengah.

Ada beberapa jembatan kecil dengan besi rel sebagai jalurnya. Sekitar 600 meter ada pertigaan, jika belok ke kanan, ke barat, itu adalah jalan desa bukan jalur bekas rel lori, Itu jalan masuk ke Desa Karangtengah.

Jika terus lurus, tidak belok, sekitar 300 meter akan sampai di sebuah jembatan besar, jembatan Kali Muntang, ada yang menyebutnya Kali Guyud, tapi kalau lihat peta sepertinya itu Kali Ponggawa atau Kali Pranji.

Jembatan itu, atau sungai itu, adalah batas desa #Muntang dengan Desa Karangtengah. Jembatan masih utuh, cukup panjang sekitar 10 meter.

Sebenarnya bekas rel lori itu, jalur lurus menuju ke Desa #Muntang. Sayangnya sekitar seratus meter dari jembatan itu, ternyata bekas jalur rel ini, disodet untuk jalan air.

Ada dua sodetan, berjarak antara keduanya sekitar 50 meter.

Dengan sodetan itu maka jalur bekas rel lori ini jadi penuh belukar. Kesulitan untuk dilewati sepeda. Hehe, pesepeda pasti kecewa.

Ngapunten, perangkat desa #Muntang, semoga berkenan untuk segera memasang gorong-gorong, agar jalur tersebut bisa untuk transportasi hasil panen para petani, dan juga memperpendek perjalanan dari Blater, Sidakangen, Karangpetir, Rabak, Karangtengah, sampai ke #Muntang.

Bangunan

Bebel sebab bangunan. Jalur yang putus karena ada bangunan ada di selatan Kantor Pos Blater, karena dulu disitu ada jalur rel yang menyebrang aspal, membujur dari timur ke barat.

Di tempat ini dulu juga tempat persilangan antara rel lori dengan rel kereta api penumpang, istilahnya ada kres.

Untuk jalur lori, ini adalah jalur dari Sidakangen, Blater, ke Banjaranyar, wilayah Banyumas, ternyata, sekarang, di situ ada bangunan untuk usaha bisnis, pembuatan semacam kusen dan pintu dari kayu.

Dengan adanya bangunan tersebut maka jalur tersebut, terputus sekitar 100 meter. Arahnya agak membelok di belakang bengkel mobil sampai ke jalan aspalan yang menuju ke Dukuh Karangso.

Dulu rel lori melintang di jalan Karangso tersebut. Sepertinya setelah melewati aspalan Karangso, bekas jalur rel lori tersebut utuh sampai ke Desa Banjaranyar, wilayah Banyumas.

Bangunan yang berdiri di lahan bekas rel lori tersebut masuk Desa #Blater. Semoga ada perhatian dari pemerintah Desa #Blater, agar lahan tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kemaslahatan umum.

Gempuran

Bebel bubrah sebab gempuran. Terus ini yang paling parah! Paling parah menurut saya adalah kondisi bekas rel lori di timur Puskesmas Kalimanah.

Jika dirunut dari Jedding, ke utara, itu berarti lori menuju ke PG Kalimanah. Sayangnya bekas rel lori ini hanya sampai jalan aspal, jadi hanya membentuk pertigaan, padahal harusnya membentuk sebuah perempatan.

Jadi jalur yang ke utara itu panjangnya sekitar 500 meter yang harusnya sampai di pabrik gula, atau yang sekarang adalah panti jompo, tidak ada bekas relnya sama sekali, punah!

Yang ada sekarang benar-benar sudah jadi sawah Jadi kalau orang liat disitu sudah tidak ada bekasnya sama sekali. Dan sekarang parahnya lagi, kemungkinannya ada yang tertutup lagi dengan perumahan.

Kesimpulannya jalur bekas rel kereta lori di wilayah #Kalimanah_Wetan, yang tadinya ada sekitar 500 meter, sekarang hilang sama sekali, karena sengaja digempur dan dijadikan sawah.

Letaknya adalah dari pertigaan timur Puskesmas Kalimanah, sampai Panti Lansia, Panti Wreda Budi Darma Kasih.

Semoga pemerintahan desa #Kalimanah_Wetan berkenan untuk mengembalikan lagi jalan bekas rel lori ini untuk jalan desa. Bermanfaat untuk transportasi hasil pertanian dan pada saatnya untuk kepentingan penduduk setempat.

.

Bersambung ke Jejak Rel Lori (7)

Semoga ada yang menyimak

 

“Prihatin nggih Pak. Jika tega, menyerobot lahan yang bukan haknya!”

“Begitulah, bahwa manusia punya tingkah yang berbeda-beda!”

“Nggih, Pak. Niki, Jejak Rel Lori, mpun tamat napa dereng?”

“Esih ana koh. Tulis maning apa?”

“Kudu! Kedah deserat!”

“Ya. Kapan-kapan!”

“Lho! Judule napa, Pak?”

“Totogan!”

“Nggih. Kula tengga!”

“Ya!”

.

Semoga bermanfaat

Sedang sedikit cerita

Nuwun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *