Jedding
Kata jedding, jaman kecil, memiliki dua arti: (1) adalah kamar mandi, tempat mandi dan buang air kecil, yang di dalamnya ada bak air, berarti juga (2) kolam atau bak tempat air.
Dalam hal ini yang dimaksud jedding adalah bak penampung air. Jedding menjadi salah satu sarana yang vital untuk lokomotif kereta tebu yang bermesin uap.
Jedding menjadi semacam SPBU bagi para lokomotif. Dari cerita yang saya dapat, di samping yang ada di wilayah Sidakangen, ada juga yang berada di wilayah Prigi, Padamara.
Kok bisa, SPBU air? Bukan bensin atau solar? Bukan, tapi air! Air. . Ketel dan Air Lokomotif penghela lori ada dua jenis yaitu lokomotif bermesin diesel dan bermesin uap.
Mesin uap adalah mesin yang memanfaatkan dorongan uap air. Kepala lokomotif yang tampak seperti drum, bentuk silinder, bulat, panjang, hitam, dan cukup nggilani, itu, sebenarnya adalah ketel, atau sebuah drum untuk menjerang air.
Di dalam silinder atau ketel itu, ada tiga bagian yang penting, yaitu air, batang-batang pipa pemanas, dan tempat pembakaran. Yang dibakar bisa kayu, bisa juga batubara.
Mulut pipa berlubang di bagian tungku, tapi ujungnya rapat, jadi api masuk kedalam lubang pipa.
Ketel harus berisi air, hampir penuh. Air dipanaskan dengan api dari tungku pembakaran, panas memanaskan air melalui dinding ketel dan batang-batang pipa yang terendam air.
Sampai sekitar lima jam, air baru mendidih, menghasilkan uap yang mampu mendorong torak (piston, seher) sekaligus memutar roda lokomotif.
Jadi sebuah lokomotif kalau mau jalan, lima jam sebelum berangkat harus sudah mulai nggodhog banyu. Tidak ada lokomotif uap, mau jalan bisa dadakan.
Harus menunggu airnya mendidih. Itulah salah satu sebab kenapa, dari Cilacap, pasukan Kapten Hardojo terlambat sampai ke Purbalingga, sehingga terjadi pertempuran dengan Belanda di wilayah Blater.
Sebab nunggu banyu sing neng ketel lokomotif, nganti umob dingin. .
“Pak Guru kok paham mesin uap!”
“Hehe! Tahun 1974, saya kelas 3 STM YPT, selama tiga hari, di bengkel kereta api, stasiun Purwokerto, belajar tentang mesin uap, jadi saat itu, sedikit paham tentang lokomotif bermesin uap”.
“Sekarang apa masih ada yang menggunakan semacam mesin uap, Pak?”
“Ada. Minimal ada dua!”
“Apa, Pak?”
“Pertama, mainan anak-anak, yaitu kapal-kapalan yang dari seng, berputar-putar di baskom. Dan kedua, peluitnya bakul puthu! Pernah dengar kan?!”
“Bakul puthu?! Pernah! Hehe!” .