Setiap pemimpin tentu ingin meninggalkan jejak agar eksistensinya dapat dikenang oleh masyarakatnya. Inilah jejak yang tersisa dari Bupati Goentoer Darjono dan Gubernur Ismail di Purbalingga.
Bupati Goentoer Darjono
Tahun 1973 – 1979, termasuk Orde Baru, jaman jayanya dwifungsi ABRI, Bupati Purbalingga di tahun tersebut adalah seorang Letnan Kolonel dari Korps Pasukan Angkatan Udara, namanya: Letkol Psk Goentoer Darjono.
Sebagai bupati maka berbagai upaya dan kreativitas diterapkan selama beliau memimpin.
Dan tentu saja ingin pula punya jejak yang dapat dikenang oleh rakyatnya. Bisa berupa bangunan, karya seni, maupun bentuk yang lain.
Untuk diketahui, bahwa ketika berpangkat kapten, beliau pernah menjabat sebagai Komandan Pangkalan Udara Militer di Lanud Sugiri Sukani, di Desa Gandawesi, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Jadi wajar. Saking sering gaul dengan pesawat terbang maka faham dan hafal bagian-bagian dari pesawat terbang.
Ekor Pesawat Terbang
Maka ketika punya ide untuk menyeragamkan bentuk gerbang, gapura, di gang dan di jalan desa, mengambil bentuk dari bagian pesawat terbang.
Bagian yang dinilai pantas untuk model gapura, untuk gerbang di jalan, adalah bentuk potongan ekor pesawat terbang.
Namun faktanya tidak hanya pintu gerbang di jalan-jalan, pun di rumah-rumah penduduk, masyarakat Purbalingga, menggunakan bentuk ekor pesawat terbang.
Tiap pintu gerbang diusahakan ada gapura model ekor pesawat terbang.
Sampai kini, bentuk ekor pesawat terbang masih ada, bertebaran di rumah-rumah penduduk, di desa-desa.
Untuk kelengkapannya, jika dilihat dari jalan, sebelah kiri ada logo Lembaga Keamanan Masyarakat Desa (LKMD) dan yang kanan logo Keluarga Berencana (KB).
Dan saat Pak Triyono Budi Sasongko menjadi bupati Purbalingga, Goentoer Darjono diabadikan menjadi nama gelanggang olahraga (GOR) di Purbalingga. GOR Goentoer Darjono.
Begitu!
==> Bersambung: Ke bagian 2 dari 2
“Jadi kalau lihat gapura model ekor pesawat terbang, itu sisa jejak Pak Goentoer Darjono!”
“Oh, begitu ya, Pak”
“Apa ?”
“Ternyata itu potongan ekor pesawat terbang!”
“Baru sadar ya?”
“Iya !”
“Syukur sudah sadar!”
“Kenapa ?”
“Syukur saja. Tidak kebanjur pingsan!”
“Hehe!”
.
Semoga bermanfaat
Nuwun