Hipotesa Ebiet G Ade Dalam Menciptakan Hujan di Musim Kemarau

Sekedar cerita, diambil dari lirik lagu
“Doa Sepasang Petani Muda”, sepertinya ini adalah sebuah hipotesa, cara menciptakan hujan di saat-saat kemarau panjang menimpa bumi.

Teorinya demikian:

1. Jika ada mendung di langit, mendung itu harus dijaga agar tidak ingkar dan tidak pergi. Karena mendung sering ingkar, wanprestasi, tampak menggelantung tebal, menjanjikan hujan, ternyata akhirnya tidak juga turun hujan.

2. Tengadahkan wajah dan berdoa, memohon agar hujan segera turun. Barangkali boleh juga membaca mantra dan menggunakan berbagai ritual khusus.

3. Jangan menangis, tidak diperbolehkan mengeluarkan air mata. Sayang jika air mata hanya dibuang percuma, lebih baik digunakan untuk menjadi bahan membuat mendung.

4. Air matanya sebaiknya disimpan di langit, lalu mengubahnya agar menjadi mendung. Lalu gabungkan mendung tersebut dengan mendung yang sudah ada.

5. Diharapkan mendung dari air mata dan mendung yang sudah ada itu, dapat segera menjadi hujan, turun membasahi bumi.

Manfaat hujan:

1. Untuk membasahi ladang yang butuh minum
2. Untuk membasahi sawah yang kekeringan
3. Untuk membasahi jiwa yang putus asa
***

Begitulah yang dapat ditangkap nalar, hal hipotesa Ebiet G Ade, dalam mengatasi kemarau panjang yang mencekam.

Simpanlah air mata di langit, lalu ubahlah agar menjadi mendung, semoga akhirnya menjadi hujan, untuk menghalau kemarau yang mencekam.

Lirik lengkapnya:

“Doa Sepasang Petani Muda”

Mari kita tunggu datangnya hujan
Duduk bersanding di pelataran
sambil menjaga mendung di langit
agar tak ingkar, agar tak pergi lagi

Kasih, kemarilah duduk merapat
sama-sama tengadahkan wajah
agar lebih tegar kita memohon
turunnya hujan basahi bumi ini

Kau dengar ada jeritan
ilalang yang terbakar dan musnah
Usah menangis, simpan di langit
Jadikan mendung, segera luruh jatuh ke bumi

Basahi ladang kita yang butuh minum
basahi sawah kita yang kekeringan
basahi jiwa kita yang putus asa
Kemarau ini begitu mencekam

Kasih, kemarilah duduk merapat
sama-sama tengadahkan wajah
agar lebih tegar kita memohon
turunnya hujan basahi bumi ini

Kau dengar ada jeritan
ilalang yang terbakar dan musnah
Usah menangis, simpan di langit
Jadikan mendung, segera luruh turun ke bumi

  • Basahi ladang kita yang butuh minum
    basahi sawah kita yang kekeringan
    basahi jiwa kita yang putus asa
    Kemarau ini begitu mencekam

Demikianlah sedikit cerita singkat, hipotesa menciptakan air hujan versi Ebiet G Ade.

Semoga bermanfaat
Salam
.
Toto Endargo
.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *