BERHALA MAKANAN

BERHALA MAKANAN
Toto Endargo


Pada suatu kegiatan tibalah di saat  jam makan siang, nasi kotak sudah dibagikan. Terjadi dialog singkat berikut ini:

“Lho, tidak salah? Alasannya?”
“Karena, makan sambil memikirkan bahwa kita belum sholat itu lebih bagus daripada saat kita sholat sambil memikirkan bahwa kita belum makan! Apalagi jika di sajadah ada gambar nasi kotak!”
“Hhmmm!”
Dalam dialog ini tergambar bahwa makanan sangat mempengaruhi perilaku kita sehari hari. Dalam Al Quran juga ada surat Al Maidah yang artinya hidangan atau makanan. Dan antara makan dan sholat, duluan mana? Tentu tergantung kadar iman masing-masing.
Makan dan makanan dua hal yang berbeda walau setiap kali dapat datang bersamaan. Makan adalah proses memasukan makanan ke dalam mulut agar masuk sampai ke pencernaan. Makanan adalah sesuatu yang dimasukkan ke dalam mulut, umumnya untuk dinikmati rasanya.
Ya!
Makanan sangat berkaitan dengan rasa senang. Makanan adalah sumber kesenangan. Makanan adalah persoalan fisik (lapar) dan psikis (senang). Ketika keduanya menyatu maka menjadi ranah spiritual (tujuan hidup). Dan pada akhirnya tanpa disadari makanan menjadi sumber pemujaan. Kita mengenal budaya kenduri, berbagi makanan, baik dalam hal memohon keselamatan (slametan) maupun mensyukuri kebahagiaan (syukuran), dari bayi dalam kandungan, lahir, ulang tahun, khitan, wisuda, menikah, sampai dengan saat mereka sudah meninggal dunia. Bahkan ada budaya menyajikan makanan untuk roh yang dipuja dan diyakini.
Makan dan makanan dapat menjadi faktor utama pendorong mencari uang. Mencari uang agar bisa makan. Makanan adalah kebutuhan paling primitif. Manusia purba penghuni gua, keluar dari gua juga karena insting untuk mancari makanan. Manusia modern keluar dari rumah juga menuju mal, tempat perbelajaan, restoran, kafe, dan rumah makan juga untuk mencari makanan. Akhirnya makanan sebagai sumber kesenangan. Senang dan puas saat mampu memanjakan lidah. Lupa bahwa makanan sangat mempengaruhi kesehatan tubuh.
Kita butuh makanan. Makanan menjadi kebutuhan tubuh, tubuh butuh nutrisi makro, butuh nutrisi mikro. Tubuh butuh nutrisi yang menjadi bahan baku utama berlangsungnya hidup manusia, untuk sehat, untuk terus tumbuh dan berkembang, melalui proses regenerasi sel-sel tubuh yang terus berlangsung dari hari ke hari. Makanan yang kita makan harus menjadi sumber nutrisi. Makanan layak disebut makanan jika dia mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Jika makanan sudah tidak mengandung nutrisi maka disebut sebagai “junk food” atau “makanan sampah”. “Makanan sampah” dapat terjadi karena kurang cermatnya dalam proses pembuatan, misal terlalu matang dan berulang kali dalam proses. Bisa juga karena kualitas bahan makanan yang sangat rendah, misal berformalin, atau sudah tak layak untuk dimasak, sehingga yang awalnya mengandung nutrisi akhirnya menjadi tidak bernutrisi, mereka menjadi “makanan sampah” atau “mantan makanan”, tampak sebagai makanan namun sesungguhnya setelah dimakan ditolak oleh tubuh dan berakhir menjadi sampah metabolisme. Sampah metabolisme menjadi awal timbulnya berbagai gangguan kesehatan.
Tikus, walau dia sudah kenyang, tetapi tetap belum puas

Pemujaan terhadap makanan sebagai sumber kesenangan sangat mempengaruhi perilaku seseorang. Ketidakmampuan mengendalikan diri dalam hal makan dan makanan, dapat menjadi sumber banyak masalah dalam kehidupan, termasuk dalam tindakan-tindakan kriminal. Inilah yang dimaksud dengan berhala makanan, yaitu pemujaan makanan yang hanya sebatas sebagai sumber kesenangan. Pemujaan makanan secara berlebihan dapat memicu berbagai hal negatif dan yang tidak kita inginkan.

Kemerosotan kesehatan seseorang umumnya dimulai dari makanannya. Makanan yang buruk adalah makanan yang tinggi gula, tinggi lemak jenuh, banyak mengandung stimulator rasa, seperti perasa, penguat rasa, MSG, hydrolized protein, gula, garam, merica, cabai dan lain-lain. “Junk food” termasuk makanan yang tidak disarankan untuk berlangsungnya kesehatan tubuh. Selain itu, makanan yang buruk adalah makanan yang membuat kita menjadi terangsang untuk terus-menerus makan dan memakannya, disebut sebagai “palatable food”.
Dengan menyadari bahwa makanan bernutrisi menjadi kebutuhan tubuh maka budaya makanan sebagai sumber kesenangan, kita ubah menjadi makanan adalah sumber kebutuhan tubuh. Tubuh butuh makanan bernutrisi yaitu makanan yang dapat memenuhi fungsinya, antara lain untuk:
·         Memperbaiki dan meningkatkan metabolisme,
·         Memulihkan dan meregenerasi sel,
·         Mendukung fungsi kekebalan,
·         Memelihara dan meningkatkan kinerja organ, dan
·         Mampu mendukung peremajaan dan anti-penuaan.
Untuk selanjutnya silahkan baca dan hayati Buku Body Revolution, karena tulisan ini dasar dan inspirasinya juga dari buku tersebut. 
===

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *