Sedikit bicara tentang cicit atau buyut, karena ada saatnya kata buyut hanya menjadi kosakata yang sulit untuk menjadi kenyataan. Sepertinya anak-anak sekarang sudah mulai kesulitan memiliki eyang buyut apalagi Canggah.
.
Sampaikah kita pada saatnya dipanggil “Eyang Buyut”?
Sampaikah kita berfoto bersama para cucu dan buyut?
Kata buyut dapat hanya menjadi sebuah kosa kata, sebutan yang tak menjadi kenyataan, karena kenyataannya, banyak Eyang-buyut yang keburu meninggalkan semuanya, sebelum cucunya menikah.
Periode 20 tahunan. Jika di usia 20 tahun punya anak, maka 20 tahun lagi punya cucu, dan 20 tahun lagi punya buyut. Jadi minimal di usia 60 tahun seseorang sudah punya buyut atau cicit.
Periode 25 tahunan. Jika di usia 25 tahun punya anak, maka 25 tahun lagi punya cucu, dan 25 tahun lagi punya buyut. Jadi minimal di usia 75 tahun seseorang baru punya buyut atau cicit.
Jika periode 25 tahunan belum juga menikah, maka angka minimal tersebut akan semakin besar. Perlu usia lebih panjang lagi agar sampai menimang buyut.
Kesehatan dan umur panjang adalah keniscayaan. Sesuatu yang secara kewajaran seiring sejalan. Jadi jagalah kesehatan agar dapat berumur panjang.
Dari makanlah kita mampu bertahan hidup dan dapat sehat. Pola hidup dan pola makan menjadi modal hidup berumur panjang dalam keadaan sehat, bukan berumur panjang dalam keadaan sakit.
Makanlah secukupnya dengan menu yang sesuai dengan kodratnya. Rawatlah kesehatan dengan energi yang seharusnya.
Turunan
Keturunan ke-1. Anak
Keturunan ke-2. Putu
Keturunan ke-3. Buyut
Keturunan ke-4. Canggah
Keturunan ke-5. Wareng
Keturunan ke-6. Udeg-udeg
Keturunan ke-7. Gantung siwur
Keturunan ke-8. Gropak Senthe
Keturunan ke-9. Debog Bosok
Keturunan ke-10. Galih Asem
Keturunan ke-11. Gropak Waton
Keturunan ke-12. Cendheng
Keturunan ke-13. Giyeng
Keturunan ke-14. Cumpleng
Keturunan ke-15. Ampleng
Keturunan ke-16. Menyaman
Keturunan ke-17. Menyo-menyo
Keturunan ke-18. Tumerah
.
Semoga bermanfaat
Salam
.
Toto Endargo
.