Cara Ki Tepus Rumput Menemukan Cincin Socaludira

Sebagian mengatakan bahwa Cincin Socaludira didapatkan oleh Ki Tepus Rumput dengan cara gaib, artinya menggunakan tenaga batin, tanpa upaya fisik.

Namun dari buku Punika Serat Sejarah Badad Onje, ternyata tidak dengan gaib tetapi dengan menggunakan upaya fisik, yaitu dengan cara membuat sumur di sebelah jumbleng tempat cincin tersebut terjatuh. Cincin berada di dalam jumbleng (kakus).

Inilah yang tersurat dalam Buku Punika Serat Sejarah Badad Onje.

.

Punika Serat Sejarah Badad Onje. Ingkang mertapa ing Onje nama Kyai Tepus Rumput. Sampuning tapa lajeng suwita dhateng Kanjeng Sultan Pajang.

Boten antawis lami wonten dhawuh undhang, ”Sapa bocah ingsun kang bisa anjuput ali-aliningsun, Socaludira wasiyat, saiki kalebu ning sumur jumbleng”.

Ingkang abdi sami boten wonten ingkang saguh mendhet, amung Kyai Tepus Rumput ingkang saged mendhet. Lajeng dipun paikani dinamelan sumur ing sandhingipun, nunten kepanggih kagungan dalem supe, lajeng kapundhut kalih Kanjeng Sultan Pajang.

Dhawuhe Kanjeng Sultan, ”Ingsun ora wani-wani, sapa kang anemokaken, manira paringi bojoningsun bocah desa asal Menoreh, Putrane Kyai Dipati Menoreh, iya rawatana, ananging iya wus meteng olih kapat tengah, iya iku poma-poma aja kowe tumpangi”.

Terjemahan bebas

Ini adalah Kitab Sejarah Babad Onje. Yang bertapa di Onje bernama Kiyai Tepus Rumput. Setelah bertapa lalu mengabdikan diri kepada Kanjeng Sultan Pajang.

Tidak berselang lama ada sayembara: “Siapa saja yang dapat mengambil cincin wasiat, Socaludira, yang sekarang masuk ke dalam sumur jumbleng (kakus)”.

 Semua abdi tidak ada yang sanggup mengambil, hanya Kiyai Tepus Rumput yang sanggup mengambilnya. Kemudian dengan menggunakan akalnya, dibuatlah sumur di dekat jumbleng, akhirnya dapat ditemukan cincin milik raja.

Lalu cincin tersebut diminta oleh Kanjeng Sultan Pajang, Kanjeng Sultan berkata, “Saya tidak berani untuk ingkar, siapa yang menemukan cincin akan kuberi istriku yang berasal dari desa Menoreh, putra Kiyai Dipati Menoreh. Kuberikan kepadamu Tepus Rumput, rawatlah dia, tetapi ia sudah mengandung selama empat setengah bulan, pesanku sungguh-sungguh, jangan kau campuri.

Jadi cerita yang benar sesuai buku Punika Serat Sejarah Badad Onje cincin tidak didapatkan secara gaib, tetapi dengan upaya fisik yaitu menggali sumur di sebelah jumbleng tempat Cincin Socaludira tersebut tercebur.

.

Pertanyaannya dari mana sumber cerita bahwa Cincin milik Kanjeng Sultan didapatkan secara gaib, hasil mesu diri, bertapa?

Kemungkinannya cerita tersebut didasarkan naskah Babad Purbalingga yang terdapat dalam ”Kempalan Cariyos Legendaris Banyumasan”. Kumpulan naskah yang ditulis dalam Bahasa Jawa, aksara latin, bentuk prosa, yang tersimpan di Museum Sanabudaya Yogyakarta. Dalam dalam ”Kempalan Cariyos Legendaris Banyumasan” itu berisi empat buah cerita, dan salah satunya berjudul Babad Purbalingga.

Naskah ini disusun oleh A.M. Kartasudirdja, kepala sekolah SD (Verrolg School) di Selanegara, Purbalingga, antara tahun 1939 – 1941. Alihaksara ini disalin dari karya A.M. Kartasudirdja oleh petugas Panti Boedaja di Yogyakarta pada tahun 1941.

Naskah ini bercerita tentang Ki Tepus Rumput yang bertapa, di dalam tapanya beliau mendapat firasat yaitu dapat menemukan cincin wasiat yang hilang, milik Kanjeng Sultan Pajang. Segera Ki Tepus rumput menghadap Kanjeng Sultan di Pajang, lalu diberi hadiah seorang istri dan diangkat menjadi adipati di Desa Onje.

.

Demikian sedikit cerita hal ikhwal cara Ki Tepus Rumput dapat menemukan cincin milik kanjeng Sultan Pajang.

Semoga bermanfaat.

.

Toto Endargo

.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *